cerita singkat bersama rambut yang panjang

Apa yang salah dengan pria yang rambutnya gondrong? Mungkin tidak ada !!! Gaya rambut gondrong jaman sekarang sudah beda dengan gaya rambut gondrong pada jaman dulu, dulu pada jaman orde baru rambut gondrong di anggap tidak mencerminkan "keribadian bangsa". Bahkan pada jaman itu militer turun bekerjasama dengan aparat lainnya untuk membawa gunting dan meraziah. 

sekarang sudah beda, rambut gondrong sudah menjadi tren fashion, banyak aktor-aktor di indonesia yang tampil keren dengan gaya rambut gondrongnya, Sebut saja vino G bastian, adipati dolken, ciko jerico,  ki joko bodo dan masih banyak lagi. Meskipun demikian, masih ada saja mayoritas masyarakat yang masih memandang sebelah mata pria berambut gondrong. Menurutnya pria berambut gondrong adalah kriminal, gak sopan, preman, mungkin karena di film-film penjahatnya sering di gambarkan manusia yang rambutnya gondrong, tapi rasanya itu keliru karena banyak juga pahlawan yang berambut gondrong seperti  salah satu pahlawan asal daerahku di sulawesi yaitu sultan hasanuddin. 

namun tak sedikit juga yang berpendapat bahwa pria berambut gondrong gak punya masa depan, mungkin karena banyaknya pekerjaan yang menuntut rambut harus bersih dan rapi. Tapi menurutku penampilan itu ngak mewakili segalanya, banyak yang berpenampilan rapi dan bersih tapi perilakunya jahat, ada juga yang berjas dan berdasi tapi hobinya korupsi, bahkan ada yang berpenampilan agamais tapi menjadi teroris. Menurutku seharusnya manusia itu dinilai dari sifat dan perilakunya bukan hanya dari penampilannya. 

Saya sendiri mulai memanjangkan rambut sejak masuk kuliah, namun baru dapat istiqomah saat masuk semester 5, alasanku ingin memiliki rambut gondrong karena ketika masa sekolah SD sampe SMA ngak bisa berambut gondrong, style pun itu-itu saja 2,2,3 alias samping 2 cm di belakang 2 cm dan diatas 3 cm. kalo ngak gitu siap-siap deh kena raziah, apalagi guru yang ngeraziah gak ada bakat.  jadinya motongnya asal-asalan, pernah rambutku pitak kayak di gigit tikus hanya gara-gara rambutku udah nyentuh telinga dikit dan lebih panjang seperempat senti dari kerah baju belakang. Alasan kedua karena ingin gaya-gayaan karena dari dulu aku ngefans sama grup band the beatles dan nirvana yang personilnya  pada gondrong semua Dan menurutku itu membuat mereka terkesan keren dengan rambut gondrongnya.

Namun menurutku memanjangkan rambut bukan perkara yang mudah. kita butuh kesabaran yang luar biasa dan tekad yang kuat, karena rambut gak mungkin bisa langsung panjang, harus sabar berbulan-bulan dan selama 6-9 bulan aku harus menahan nafsu untuk tidak memotongnya. bagaimana tidak, selama 9 bulan rambutku yang tipikalnya berombak ini, masih kelihatan nanggung, gak ada model, gak rapi atau bahasa kasarnya bikin tampangku jadi gak ganteng. 

Dan fase inilah cobaan betul-betul di mulai, keluarga, tetangga, dosen bahkan pacar sudah mulai angkat bicara.


"kamu ngapain sih, rambut kayak gitu, jelek tau !! gak cocok dengan muka kamu?" kata sang kekasih.

"memangnya muka kamu juga cocok dengan lipstik merah dan maskara yang selalu kamu pake? Dan juga bedak tebal yang selalu membubuhi wajahmu itu?", tanyaku balik.

Dan akhirnya kita putus. Bagiku dalam hubungan kita harus saling menerima dan saling mengerti.

"astaga, jadi kamu kapan mau potong rambut, kayak gelandangan saja?" kata mama' tercinta.

"tunggu waktu yang tepat ma" kataku singkat.


Resiko jadi gondrong memang harus siap sering diserang, dihujat dan dimarahi keluarga sendiri, wajar saja setiap orang tua pasti khawatir jika anaknya akan di cap negatif oleh orang lain karena memiliki rambut yang gondrong.

Namun selain sabar, cobaan berikutnya sebagai kaum gondrong yaitu mempertahankan gengsi dan nama baik kaum gondrong.

misalnya kalo sedang nongkrong dan udah ngantuk berat, tidak boleh pamit duluan. "masa gondrong gak kuat begadang". Saat minum gak boleh selain kopi, "masa gondrong minumnya ale-ale, pake' sedotan lagi". Saat ada kerusuhan, tidak boleh kabur, "masa gondrong kabur". Dan masih banyak lagi aturan dan larangannya.

Namun di samping itu, selalu ada pujian setiap melakukan kebaikan. Misalnya saat ke mesjid "salut deh, biar gondrong tetap rajin sholat". Meskipun di pikir-pikir apa hubungannya?  Saya pernah mendengar dalam kajian bahwa rambut Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam masuk kategori gondrong karena sampai menyentuh bahunya, itu berarti menggondrongkan rambut juga termasuk sunnah. 

rambutku pas masih nanggung, 6 bulan

Dan akhirnya setelah perjuangan yang luar biasa selama setahun lebih akhirnya saya sudah dapat berbahagia rambut gondrongku pun sudah dapat ditata dan jadi lebih keren walau gak keren-keren amat sih. Karena ekspektasiku dan kenyataan berbeda, inginnya punya model rambut kayak kurt cobain, panjang, lurus, dan indah agar bisa dapat kesan macho, tapi eits ternyata tipe rambutku ini ikal tak beraturan jadi begitu panjang malah kayak rambutnya limbad. Tapi mau diapa lagi, sudah capek-capek manjangin masa mau langsung di cukur mending di nikmati saja dulu.

Setelah punya rambut gondrong saya merasa lebih pede dan ngerasa tambah keren. Walaupun di kampus dan di masyarakat kita sudah di vonis negatif, kriminal lah, urakan lah, gak sopan dan masih banyak lagi yang menurut saya pemikiran seperti ini sudah ketinggalan zaman banget.

Saya masih ingat sekali ketika saya magang di salah satu perusahaan yang bergerak di bidang kehutanan di makassar, gak ada angin gak ada hujan, aku juga belum ngomong apa-apa, manager perusahaan itu berkata.

"saya itu gak suka sekali dengan orang yang gondrong" kata manager itu sambil melirik ke arahku.

Saya hanya tersenyum tipis. "kasihan orang ini, ilmunya tinggi tapi menilai seseorang hanya pada rambutnya" kataku dalam hati.

Bukan cuma itu, parahnya lagi saya pernah di sangka orang gila.  Saya masih ingat saat saya KKN di salah satu desa di kecamatan kalukku kabupaten mamuju. Pada saat itu saya sudah 2 hari gak pulang-pulang ke posko untuk mandi, karena ada kegiatan di kecamatan dan Akhirnya saya berniat pulang untuk mandi namun di perjalanan saya terjebak hujan. Jadi saya tidur di salah satu pos ronda yang kebetulan saya singgahi, kalau gak salah sorenya ada anak-anak yang bawain saya makanan, dan berkata.

"kenapa bisaKi' jadi orang gila?" kata anak-anak itu.

Aku hanya menepuk jidatku. "sekumuh ini kah saya?" tanyaku dalam hati.

Walaupun jadi gondrong dukanya banyak mulai dari kehilangan pacar, sering dapat ceramah dari orang tua , dianggap anak nakal di kampus dan di kalangan masyarakat bahkan sampai pernah di sangka orang gila. Tapi gondrong juga ada sukanya, paling tidak kalau gondrong jalan ke kampus atau ke mana aja berasa paling songong gitu dan karena stigma masyarakat gondrong itu kebanyakan preman jadi kita gak perlu takut di apa-apan dijalan sama orang.

Namun setiap kisah selalu ada akhirnya, Rambut gondrongku pun harus pamit dengan cara terpaksa, mau tidak mau, tidak ada jalan lain karena di kampusku untuk bisa ujian skripsi selain punya kertas ajaib yang biasa dosen sebut naskah skripsi, salah satu syaratnya juga harus berpenampilan rapi, Rapi yang di maksud disini yaitu gak gondrong dan Itu sudah jadi aturan di kampus ngak bisa di ganggu gugat walau naruto sudah jadi hokage sekalipun.

Karena biaya kuliah masih di sponsori oleh orang tua jadi secara tidak langsung saya sudah berjanji untuk bisa lulus tepat waktu agar orang tua gak terbebani lagi. Ya mau gimana lagi, teringat saya jawaban yang sering saya lontarkan ketika orang tua selalu bertanya kapan saya akan memotong rambut gondrongku ini "tunggu waktu yang tepat ma'!". Dan mungkin inilah waktu yang tepat itu. Manjanginnya butuh sekitar dua tahun dan berakhirnya hanya beberapa menit. Tapi setidaknya saya sudah pernah nyobain rasanya punya rambut gondrong di dalam hidupku.

penampakan terakhir rambutku sebelum di potong

Detik-detik proses pemusnahan rambut gondrong yang dilakukan oleh babe ku,, hiks., hiks., hiks #sedih


Bagi kalian yang sementara berjuang manjangin rambut, semangat !!! gak usah dengerin kata orang. kaum gondrong itu spesial, cewek walaupun rambutnya panjang kayak gimana gak akan pernah di sebut gondrong. Dan gak mudah untuk bisa punya title cowok gondrong butuh pengorbanan, kesabaran dan tekad yang kuat.

Dan buat kalian yang belum gondrong, cobain deh, seenggaknya kamu pernah gondrong sekali seumur hidupmu. 

Posting Komentar

12 Komentar

  1. Ha ha ... Jujur. Awalnya, nenek ini juga agak ragu mau komen di blog si gondrong yang satu ini. Jangan2 dia tidak sudi artikelnya dikomen sama nenek2. Eh, ternyata dia malah lebih repek ketimbang orang yang bukan gondrong. Selamat malam, ananda Fahrul. Salam sehat dari jauh.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Haha enggaklah saya respek semua kok dengan smua orang yg komen atw gak komen di blog ini

      Hapus
  2. Pas lagi gondrong gitu kayak musisi..hihihi..saya juga pernah berambut gondrong tapi ngga terlalu panjang cuma melewati bahu sedikit dan langsung kena tegor.. hahaha

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyya mirip kurt cobain kan?? Hihi

      Gondrong lg dong bang

      Hapus
  3. emang gitu sih mas, cwo rambut paniang identik dengan brandalan :D.. aku juga sebenernya pengen manjangin rambut sepanjang-panjangnya kayak cwe, biar dikira cwe kalo dari belakang wkwkwk

    btw aku suka rambut panjang yang yang model biasa belah tengah :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Haha bagus kalo rambutnya lurus kalo kribo gimana ??

      Hapus
  4. Menggondrongkan rambut ternyata tidaklah mudah😁.

    Apalagi kalau masuk kampus yang punya peraturan soal itu.

    Tapi selain itu, bersabar adalah kunci menumbuhkan rambut, iya nggak Bang👍😎

    BalasHapus
  5. maaf aku ngakak pas liat foto terakhir, mukanya nelangsa banget... wkwkwk

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yah gitulah,,, namanya jg bakal kehilangan kegantengan 80%

      Hapus
  6. Wkwkwk miris dan ngakak pas bang Alul tidur lalu ada anak kecil bawa makanan karena disangka orang gila.

    Tapi rambut gondrong itu keren ya bang, banyak musisi yang rambutnya panjang kayak the Beatles.😃

    BalasHapus