Benci Kau Selamanya


Aku begitu mencintaimu

Walau engkau membakar hatiku berkali-kali Hingga menjadikannya abu

Kusatukan kembali harapan-harapan itu

ku kremasi dan kuhiasi Kupersembahkan kembali padamu

Walau lagi-lagi kau menghancurkannya Berulangkali tanpa basa-basi

Milyaran bunga pun telah kupetik untuk meluluhkan hatimu 

malah hatiku yang kau luluhlantakkan

Sekarang aku sadar dimatamu aku hanyalah debu jalanan yang sekali kau tiup hilang dan tidak berarti apa-apa

Hingga mengapa rasa benci itu pun datang dan memaksaku untuk membencimu


Posting Komentar

15 Komentar

  1. Ngena, hanya saja saya berpikir, Tuhan

    BalasHapus
  2. Nah... Ada kan yang bilang batas antara benci dan cinta itu tipis banget. Mungkin beginilah salah satu maksudnya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah siapa tuh yang bilang?
      Hehhe

      Hapus
    2. Banyak si yang bilang. Misalnya nih kalau lagi nggak suka sama seseorang terus dibilangin jangan terlalu benci sama orang. Ntar naksir loe. Gitu. Heehe

      Hapus
    3. hehe iya sering juga dengar dn memang fakta

      Hapus
  3. Kereen bernaluri pujangga nihh

    BalasHapus
    Balasan
    1. Haha belumlah bnag, tukisanku masih receh klo hrus dikatakan pujangga

      Hapus
  4. Sekarang aku sadar dimatamu aku hanyalah debu jalanan yang sekali kau tiup hilang dan tidak berarti apa-apa >>>> Sendu banget, Mas Norfahrul. Mungkin esok kan kau jelang bahagia bersama yang lain ...., ahay.

    BalasHapus